Pages

Nov 6, 2011

PERUBAHAN INDONESIA



131676563260376270
Yang manakah yang terpenting antara sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM)? Jika kita melihat-lihat keadaan dunia, jelas jawabannya adalah SDM. Contohnya tidak jauh, yaitu negara kita, Indonesia, sangat kaya dengan SDA, tetapi bukan negara maju, yakni negara berkembang. Sedangkan negara-negara maju SDAnya terbatas, tetapi bisa menjadi negara maju.
Mengapa keadaan ini bisa terjadi? Karena negara maju sadar akan keterbatasannya dan dengan begitu mereka sadar bahwa mereka harus bekerja keras untuk mengimbangi keterbatasannya. Mungkin saja, karena mereka mengingat keterbatasannya, mereka tidak mau mempunyai banyak anak, banyak pula yang tidak mempunyai anak. Karena keterbatasan itu, mereka membangkitkan SDM mereka. Jadilah SDM mereka begitu kreatif, dengan menciptakan bola lampu, pesawat, radio, televisi, dan sebagainya. Penemuan itu berusaha mereka temukan karena keterbatasan dan kesulitan, mereka menginginkan hidup yang lebih mudah.
Penemuan mereka itu bermanfaat besar bagi umat manusia. Manusia pun semakin bergantung kepada penemuan mereka sehingga mereka mengeluarkan daya beli mereka untuk dapat menggunakan penemuan tersebut. Akhirnya, penemu-penemu itu menjadi kaya karena hasil penemuan mereka digunakan oleh banyak orang. Semakin hari hidup menjadi semakin mudah karena manusia terus berkreativitas untuk menemukan produk-produk yang dapat mempermudah kehidupan manusia.
Bagaimana dengan SDM Indonesia? Kalau saja SDM Indonesia mengikuti langkah yang ditempuh oleh negara maju, pasti negara ini menjadi negara yang hampir sempurna, karena kaya dengan SDA dan SDM. Tulisan ini dibuat bukan untuk meremehkan Indonesia, tetapi untuk membangkitkan SDM Indonesia untuk dapat mencontoh atau bahkan lebih baik daripada SDM negara maju. Tentu saja ada juga yang dapat dibanggakan dari Indonesia. Seni budaya yang begitu kuat, pariwisata, dan kuliner adalah contohnya. Batik yang telah diakui dunia dan rendang yang telah mendapat predikat sebagai makanan terlezat di dunia adalah salah satu kebanggaan kita sebagai bangsa Indonesia.
Akan tetapi, ada beberapa hal yang terasa ironi jika kita lihat. Produk Indonesia, seperti produk kulit tidak laku dipasarkan di Indonesia sendiri karena sebagian besar rakyat Indonesia adalah “luar negeri-oriented”. Produk-produk tersebut harus diekspor ke luar negeri terlebih dahulu hanya untuk dilabeli label luar negeri, kemudian diimpor kembali oleh Indonesia dan barang tersebut baru laku di Indonesia. Sungguh menyedihkan keadaan ini. Ada lagi contoh ironi lainnya, yaitu bangsa ini menjadi pekerja di sebuah perusahaan yang mengekploitasi SDA yang ada di negaranya sendiri. Bangsa ini menjadi sebuah bangsa pencari upah di negeri yang sangat kaya ini. Bangsa ini menjadi negara miskin di negaranya sendiri yang sekali lagi sangat kaya ini. Sekali lagi, sungguh menyedihkan keadaan ini. Contoh ironi yang terakhir adalah begitu banyaknya SDM Indonesia yang kreatif yang tinggal di luar negeri. Contohnya di bidang animasi, banyak SDM Indonesia yang ikut membersarkan industri animasi negara lain. Mereka lebih memilih tinggal di luar negeri, mungkin karena mereka kurang dihargai jika di Indonesia.
Bagaimana agar kita bisa lepas dari keadaan ini? Bisakah kita berubah. Tidak ada yang tidak bisa di dunia ini, kecuali Qadar dari Allah SWT. Saya merasa Indonesia bisa berubah, bahkan dalam waktu yang relatif singkat, yaitu dengan PENDIDIKAN. Pendidikan dibutuhkan untuk membuat manusia menjadi cerdas dan berpengetahuan banyak. Contoh pendidikan yang paling dasar adalah membaca, menulis, dan berhitung. Hanya dengan membaca dan menulis, seseorang dapat menjadi penulis. Terlebih jika mereka terus belajar sampai tingkat yang tertinggi, maka banyak peluang untuk profesi mereka yang lebih baik, tidak hanya mencari upah. Tentu saja hal ini harus didukung oleh pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia. Banyak orang miskin yang tidak mampu untuk membiayai anaknya sekolah. Seharusnya Pemerintah mendukungnya dengan memberikan keringanan biaya atau membebaskan biaya sekolah bagi rakyat yang tidak mampu. Tetapi, yang terjadi malah berlawanan. Mulai tingkat SD saja, uang pangkal masuk sekolah sudah tinggi. Jika begini keadaannya, bagaimana SDM Indonesia bisa berubah?
Mungkin Anda bertanya-tanya mengenai orang pintar yang setelah bekerja akhirnya menjadi koruptor. Menurut saya orang-orang pintar tersebut juga kurang pendidikan, yaitu pendidikan agama. Jika pendidikan agama diberikan sejak kecil dan terus kuat hingga dewasa, saya rasa manusia menjadi takut akan Tuhan dan takut untuk berbuat dosa. Mereka akan takut dan tidak akan tergoda oleh suasana yang membawanya untuk berbuat dosa.
Pendidikan tidak hanya di dapatkan di sekolah. Kita juga bisa mendapatkan pendidikan dari lingkungan kita, pergaulan, atau pengalaman hidup kita. Jika kita berbuat kesalahan, kita seharusnya belajar dari pengalaman tersebut dengan tidak mengulanginya. Kemudian, pilihlah pergaulan yang baik dengan dengan orang-orang yang baik dan bersemangat tinggi. Dengan mengembangkan pendidikan, saya harap Indonesia dapat memiliki SDM yang kreatif dan terampil dan dapat membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.

0 komentar:

Post a Comment