Oleh:
Hendra Wattimena
Hendra Wattimena
Tadi malam saya baru saja kembali menyaksikan sebuah Video Motivasi. Video ini sebenarnya sudah sering saya tonton. Tapi saya tidak pernah bosan dan selalu saja ingin lagi... lagi... dan lagi menyaksikannya. Isi dari video motivasi ini sangat menarik dan sangat menggugah semangat. Saya serasa terhipnotis dan jadi memiliki semangat baru dalam melangkah di kehidupan ini.
Setelah terlepas dari buaian film motivasi tersebut, saya tidak habis merenungkan arti dari perkataan yang diucapkan oleh seorang motivator yang ada dalam video ini.
"Fokuslah, maka kamu akan mencapai keberhasilan".
Ya, kata-kata ini sangat memiliki arti yang sangat mendalam bagi saya.
Ada sebuah pengalaman saya yang cukup menarik. Hampir 4 bulan belakangan ini, saya memilih untuk mulai melakukan sebuah pekerjaan yang belum pernah saya lakukan sebelumnya, "Menulis". Menulis disini yang saya maksudkan adalah menulis untuk sebuah forum (seperti Kulinet.com) dan akan dibaca oleh banyak orang.
Awalnya saya mencoba-coba menulis hanya untuk melepaskan stres yang seringkali saya alami akibat tekanan baik di dalam pekerjaan maupun usaha yang sedang saya jalankan. Namun tak disangka, ternyata hal ini sangat menarik dan membuat saya menemukan sebuah dunia saya yang baru. Saya bisa jadi lebih tenang, lebih menikmati hidup dan lebih menghargai lingkungan sekitar tempat saya berada.
Tapi tunggu dulu, semua itu tidak terjadi dengan begitu saja.
Pada saat-saat pertama menulis saya memiliki banyak ide cerita yang ingin sekali saya tuangkan menjadi sebuah bentuk cerita secara utuh. Namun apa daya, karena keterbatasan saya semua itu seolah-olah mentok sebatas ide dan hanya menjadi setumpuk "sampah" di dalam laptop saya.
Awalnya saya malah tambah stres dengan keadaan tersebut. Bagaimana tidak? Setiap kali membuka laptop, saya selalu dihantui oleh tumpukan "sampah" tadi. Sampai-sampai, untuk jangka waktu 3 (tiga) minggu kedepan, belum ada satu pun dari sekian banyak judul cerita yang ada, berhasil saya kembangkan menjadi sebuah hasil karya tulis secara utuh.
Sampai suatu hari Istri saya untuk pertama kalinya memperkenalkan saya kepada video motivasi yang bertajuk "The Secret". Video ini berisi tentang hal-hal yang mengajak kita (penontonnya) untuk lebih mengembangkan kemampuan daya pikir dengan berpegang pada prinsip-prinsip pola pikir positif. Disitu ada sebuah cerita yang menggambarkan tentang perjalanan seorang pria dari New York ke California, dengan menggunakan mobil pada waktu malam hari.
Intinya begini. Mari kita bayangkan seolah-olah saat ini saudara sedang berada dalam sebuah mobil dan menempuh perjalanan malam hari dari Jakarta ke Bandung. Jalur mana saja yang akan saudara tempuh, mari kita buat seolah-olah di sepanjang jalan tersebut terjadi keadaan mati lampu. Dan satu-satunya sumber penerangan yang ada disitu pada saat itu adalah mobil saudara.
Jarak Jakarta – Bandung bisa mencapai ratusan kilometer. Tapi dengan berpatokan pada cahaya lampu mobil anda, yang hanya memiliki jarak jangkau sekitar 60 – 70 meter kedepan, dan dengan modal keyakinan akan adanya jalan di depan anda. Saya yakin jarak yang beratus-ratus kilometer (KM) tadi dapat anda tempuh dengan baik. Dan anda pasti akan tiba di kota tujuan anda, Bandung.
Disini digambarkan bahwa untuk menempuh sebuah perjalanan yang teramat panjang, tergantung pada keyakinan kita untuk memulai melangkah dan menyelesaikan apa yang ada dan terlihat di depan kita terlebih dahulu. Gambaran seorang supir tadi dapat kita jadikan sebuah pelajaran yang berharga. Apa yang ada di depannya adalah sebuah jalan raya yang cuma sepanjang 60 – 70 meter kedepan. Tapi dengan keyakinan dan pemusatan pikiran untuk melalui dan menyelesaikan panjang jalan yang hanya 60 – 70 meter itu, ia yakin akan bertemu lagi dengan jalan baru yang sama panjangnya, yang akan mengantarkan dia ke KM sekian ratus, yang berada di kota tujuan.
Jika kita yakin dan memusatkan pemikiran atau fokus pada hal-hal kecil yang berada di depan kita. Maka saya yakin kita akan mampu menyelesaikan perjalanaan yang panjang sekalipun.
Dari sini lah saya mulai mendapatkan pelajaran baru, yang mampu membuat saya lebih fokus dan lebih intens dalam menulis.
Beberapa hari kemudian, saya mulai membuka tumpukan-tumpukan "sampah" di laptop saya. Saya mendapati ada sekitar 20an ide cerita yang belum sama sekali terselesaikan satu pun. Namun saya tidak lagi dihantui perasaan takut. Bahkan kali ini saya mulai melakukan hal-hal yang tidak pernah saya pikirkan sebelumnya. Satu persatu saya mencoba membuka ide cerita tadi dan mulai mengelompokkan ide-ide cerita tadi ke dalam beberapa kelompok kecil. Setelah beberapa waktu berselang, saya mendapati ada enam kelompok topik tulisan dari sekitar 20an ide cerita saya tadi. Wah, sebuah kemajuan yang luar biasa bagi saya saat itu. Mengingat saya sangat awam akan pengetahuan tulis menulis dan tata bahasa. Hehehehe....
Hari berikutnya, saya mulai menggarap tulisan-tulisan tadi satu persatu. Setiap ide cerita tadi coba saya kembangkan dengan mengambil berbagai referensi dari tempat-tempat atau situs yang terpercaya. Bahkan tidak jarang saya menghubungi beberapa orang yang ahli dibidangnya sebagai narasumber bagi tulisan saya. Alhasil, apa yang saya dapatkan sangatlah mengejutkan. Tanpa disadari dalam waktu kurang dari sebulan, saya sudah bisa menyelesaikan 10 (sepuluh) cerita pendek.
Pengalaman tadi hanya merupakan satu contoh dari sekian banyak pengalaman mengagumkan yang saya peroleh sejak saya mulai belajar untuk lebih fokus pada hal-hal kecil. Saya yakin masih banyak pengalaman serupa yang menarik, yang bisa kita petik dari keberhasilan orang-orang yang ada di sekeliling kita.
Seorang Arsitek misalnya, ia memulai mahakaryanya denga coretan kecil pada sebuah sketsa desain. Begitupun juga jika seorang penulis ingin menyelesaikan tulisannya. Ia harus memulai dari rangkaian huruf yang membentuk satu kata terlebih dahulu.
Fokus dan pusatkanlah perhatian kita pada hal-hal kecil yang ada di depan mata terlebih dahulu, sebelum melangkah lebih jauh. Sebab sesuatu yang besar itu berasal dari hal-hal yang kecil. Bagaimana mungkin saudara dan saya dapat mengatakan bahwa kita mampu melakukan sebuah pekerjaan yang besar? Sedangkan pekerjaan kecil yang menjadi tugas tanggung jawab kita saja tidak mampu kita selesaikan.
Bagaimana anda sebagai seorang pengusaha bisa berkata, ”Saya pasti bisa menjalankan usaha dengan baik, dan membangun kerajaan saya seperti seorang Bob Sadino?” Sedangkan saat ini saja kita belum bisa memfokuskan diri pada usaha apa yang akan dijalankan.
Bagaimana bisa seseorang menjadi seorang Panglima Angkatan Perang, jika dia sendiri belum bisa memfokuskan diri dengan baik pada strata kepemimpinan seorang Komandan Satuan?
Atau bagaimana mungkin seseorang bisa memimpin masyarakat Indonesia yang begitu majemuk, jika dia sendiri belum bisa memimpin diri dan kelompoknya yang jauh lebih kecil dan memiliki nilai kopleksitas yang tidak begitu rumit?
Ingatlah saudara, segala sesuatu yang besar itu berawal dari hal yang kecil. Mari kita tanamkan sebuah pemahaman bahwa untuk mencapai keberhasilan akan sesuatu yang besar, haruslah kita mulai dengan keberhasilan-keberhasilan yang kecil terlebih dahulu.
Tanamkanlah pemahaman bahwa kita tidak akan pernah diberikan kepercayaan untuk memegang suatu posisi jabatan dan kedudukan yang lebih tinggi, jika kita tidak mampu menunjukkan keberhasilan dan prestasi yang baik saat menduduki jabatan kita saat ini.
Ingatlah perkataan orang bijak,
"Perjalanan yang panjang berawal dari sebuah langkah yang pendek."
dan
"Kesuksesan besar adalah buah dari keberhasilan-keberhasilan kecil".
Mari kita ingat dan tanamkan itu dalam benak kita.
Apa yang saya tulis ini bukanlah sebuah pelajaran atau pengajaran. Ini hanyalah sharring dan ajakan untuk berpikir lebih positif dan lebih fokus. Hal ini bukan berarti saat ini saya sedang berada di puncak kesuksesan atau telah memiliki taraf pemfokusan diri yang sangat baik. Bukan... Ini hanyalah sekedar pemacu bagi diri saya pribadi yang saya harap juga dapat menghadirkan nuansa yang sama bagi rekan pembaca sekalian.
Mari kita sama-sama memacu diri untuk lebih baik. Mari kita sama-sama belajar untuk lebih memfokuskan diri.
So... Don't Forget to BE FOCUS !!!!!!
Setelah terlepas dari buaian film motivasi tersebut, saya tidak habis merenungkan arti dari perkataan yang diucapkan oleh seorang motivator yang ada dalam video ini.
"Fokuslah, maka kamu akan mencapai keberhasilan".
Ya, kata-kata ini sangat memiliki arti yang sangat mendalam bagi saya.
Ada sebuah pengalaman saya yang cukup menarik. Hampir 4 bulan belakangan ini, saya memilih untuk mulai melakukan sebuah pekerjaan yang belum pernah saya lakukan sebelumnya, "Menulis". Menulis disini yang saya maksudkan adalah menulis untuk sebuah forum (seperti Kulinet.com) dan akan dibaca oleh banyak orang.
Awalnya saya mencoba-coba menulis hanya untuk melepaskan stres yang seringkali saya alami akibat tekanan baik di dalam pekerjaan maupun usaha yang sedang saya jalankan. Namun tak disangka, ternyata hal ini sangat menarik dan membuat saya menemukan sebuah dunia saya yang baru. Saya bisa jadi lebih tenang, lebih menikmati hidup dan lebih menghargai lingkungan sekitar tempat saya berada.
Tapi tunggu dulu, semua itu tidak terjadi dengan begitu saja.
Pada saat-saat pertama menulis saya memiliki banyak ide cerita yang ingin sekali saya tuangkan menjadi sebuah bentuk cerita secara utuh. Namun apa daya, karena keterbatasan saya semua itu seolah-olah mentok sebatas ide dan hanya menjadi setumpuk "sampah" di dalam laptop saya.
Awalnya saya malah tambah stres dengan keadaan tersebut. Bagaimana tidak? Setiap kali membuka laptop, saya selalu dihantui oleh tumpukan "sampah" tadi. Sampai-sampai, untuk jangka waktu 3 (tiga) minggu kedepan, belum ada satu pun dari sekian banyak judul cerita yang ada, berhasil saya kembangkan menjadi sebuah hasil karya tulis secara utuh.
Sampai suatu hari Istri saya untuk pertama kalinya memperkenalkan saya kepada video motivasi yang bertajuk "The Secret". Video ini berisi tentang hal-hal yang mengajak kita (penontonnya) untuk lebih mengembangkan kemampuan daya pikir dengan berpegang pada prinsip-prinsip pola pikir positif. Disitu ada sebuah cerita yang menggambarkan tentang perjalanan seorang pria dari New York ke California, dengan menggunakan mobil pada waktu malam hari.
Intinya begini. Mari kita bayangkan seolah-olah saat ini saudara sedang berada dalam sebuah mobil dan menempuh perjalanan malam hari dari Jakarta ke Bandung. Jalur mana saja yang akan saudara tempuh, mari kita buat seolah-olah di sepanjang jalan tersebut terjadi keadaan mati lampu. Dan satu-satunya sumber penerangan yang ada disitu pada saat itu adalah mobil saudara.
Jarak Jakarta – Bandung bisa mencapai ratusan kilometer. Tapi dengan berpatokan pada cahaya lampu mobil anda, yang hanya memiliki jarak jangkau sekitar 60 – 70 meter kedepan, dan dengan modal keyakinan akan adanya jalan di depan anda. Saya yakin jarak yang beratus-ratus kilometer (KM) tadi dapat anda tempuh dengan baik. Dan anda pasti akan tiba di kota tujuan anda, Bandung.
Disini digambarkan bahwa untuk menempuh sebuah perjalanan yang teramat panjang, tergantung pada keyakinan kita untuk memulai melangkah dan menyelesaikan apa yang ada dan terlihat di depan kita terlebih dahulu. Gambaran seorang supir tadi dapat kita jadikan sebuah pelajaran yang berharga. Apa yang ada di depannya adalah sebuah jalan raya yang cuma sepanjang 60 – 70 meter kedepan. Tapi dengan keyakinan dan pemusatan pikiran untuk melalui dan menyelesaikan panjang jalan yang hanya 60 – 70 meter itu, ia yakin akan bertemu lagi dengan jalan baru yang sama panjangnya, yang akan mengantarkan dia ke KM sekian ratus, yang berada di kota tujuan.
Jika kita yakin dan memusatkan pemikiran atau fokus pada hal-hal kecil yang berada di depan kita. Maka saya yakin kita akan mampu menyelesaikan perjalanaan yang panjang sekalipun.
Dari sini lah saya mulai mendapatkan pelajaran baru, yang mampu membuat saya lebih fokus dan lebih intens dalam menulis.
Beberapa hari kemudian, saya mulai membuka tumpukan-tumpukan "sampah" di laptop saya. Saya mendapati ada sekitar 20an ide cerita yang belum sama sekali terselesaikan satu pun. Namun saya tidak lagi dihantui perasaan takut. Bahkan kali ini saya mulai melakukan hal-hal yang tidak pernah saya pikirkan sebelumnya. Satu persatu saya mencoba membuka ide cerita tadi dan mulai mengelompokkan ide-ide cerita tadi ke dalam beberapa kelompok kecil. Setelah beberapa waktu berselang, saya mendapati ada enam kelompok topik tulisan dari sekitar 20an ide cerita saya tadi. Wah, sebuah kemajuan yang luar biasa bagi saya saat itu. Mengingat saya sangat awam akan pengetahuan tulis menulis dan tata bahasa. Hehehehe....
Hari berikutnya, saya mulai menggarap tulisan-tulisan tadi satu persatu. Setiap ide cerita tadi coba saya kembangkan dengan mengambil berbagai referensi dari tempat-tempat atau situs yang terpercaya. Bahkan tidak jarang saya menghubungi beberapa orang yang ahli dibidangnya sebagai narasumber bagi tulisan saya. Alhasil, apa yang saya dapatkan sangatlah mengejutkan. Tanpa disadari dalam waktu kurang dari sebulan, saya sudah bisa menyelesaikan 10 (sepuluh) cerita pendek.
Pengalaman tadi hanya merupakan satu contoh dari sekian banyak pengalaman mengagumkan yang saya peroleh sejak saya mulai belajar untuk lebih fokus pada hal-hal kecil. Saya yakin masih banyak pengalaman serupa yang menarik, yang bisa kita petik dari keberhasilan orang-orang yang ada di sekeliling kita.
Seorang Arsitek misalnya, ia memulai mahakaryanya denga coretan kecil pada sebuah sketsa desain. Begitupun juga jika seorang penulis ingin menyelesaikan tulisannya. Ia harus memulai dari rangkaian huruf yang membentuk satu kata terlebih dahulu.
Fokus dan pusatkanlah perhatian kita pada hal-hal kecil yang ada di depan mata terlebih dahulu, sebelum melangkah lebih jauh. Sebab sesuatu yang besar itu berasal dari hal-hal yang kecil. Bagaimana mungkin saudara dan saya dapat mengatakan bahwa kita mampu melakukan sebuah pekerjaan yang besar? Sedangkan pekerjaan kecil yang menjadi tugas tanggung jawab kita saja tidak mampu kita selesaikan.
Bagaimana anda sebagai seorang pengusaha bisa berkata, ”Saya pasti bisa menjalankan usaha dengan baik, dan membangun kerajaan saya seperti seorang Bob Sadino?” Sedangkan saat ini saja kita belum bisa memfokuskan diri pada usaha apa yang akan dijalankan.
Bagaimana bisa seseorang menjadi seorang Panglima Angkatan Perang, jika dia sendiri belum bisa memfokuskan diri dengan baik pada strata kepemimpinan seorang Komandan Satuan?
Atau bagaimana mungkin seseorang bisa memimpin masyarakat Indonesia yang begitu majemuk, jika dia sendiri belum bisa memimpin diri dan kelompoknya yang jauh lebih kecil dan memiliki nilai kopleksitas yang tidak begitu rumit?
Ingatlah saudara, segala sesuatu yang besar itu berawal dari hal yang kecil. Mari kita tanamkan sebuah pemahaman bahwa untuk mencapai keberhasilan akan sesuatu yang besar, haruslah kita mulai dengan keberhasilan-keberhasilan yang kecil terlebih dahulu.
Tanamkanlah pemahaman bahwa kita tidak akan pernah diberikan kepercayaan untuk memegang suatu posisi jabatan dan kedudukan yang lebih tinggi, jika kita tidak mampu menunjukkan keberhasilan dan prestasi yang baik saat menduduki jabatan kita saat ini.
Ingatlah perkataan orang bijak,
"Perjalanan yang panjang berawal dari sebuah langkah yang pendek."
dan
"Kesuksesan besar adalah buah dari keberhasilan-keberhasilan kecil".
Mari kita ingat dan tanamkan itu dalam benak kita.
Apa yang saya tulis ini bukanlah sebuah pelajaran atau pengajaran. Ini hanyalah sharring dan ajakan untuk berpikir lebih positif dan lebih fokus. Hal ini bukan berarti saat ini saya sedang berada di puncak kesuksesan atau telah memiliki taraf pemfokusan diri yang sangat baik. Bukan... Ini hanyalah sekedar pemacu bagi diri saya pribadi yang saya harap juga dapat menghadirkan nuansa yang sama bagi rekan pembaca sekalian.
Mari kita sama-sama memacu diri untuk lebih baik. Mari kita sama-sama belajar untuk lebih memfokuskan diri.
So... Don't Forget to BE FOCUS !!!!!!
0 komentar:
Post a Comment